Kamis, 16 Oktober 2014

Plato dan Aristoteles
Filsafat salah satunya mengacu pada bagaimana menginterpretasikan ide dan segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Dua tokoh besar dalam filsafat, yaitu Plato dan Aristoteles memiliki gagasan tentang bagaimana dunia diinterpretasikan. Aristoles sendiri merupakan murid Plato yang kemudian mengkritik pemikiran gurunya sendiri. Pemikiran Aristoteles dikenal dengan Aristotlesianism, yang merupakan pemberontakan dari pemikiran Plato (Platonism). Namun, pemikiran keduanya berbeda karena masing-masing memiliki perspektif yang berbeda tentang ide.
Plato adalah seorang pemikir politik idealis-empiris yang mencetuskan pemikiran tentang ide-ide. Plato bersifat antusias dan imajinatif dalam penyampaian pemikirannya serta dikenal sebagai tokoh pemikir yang idealis. Menurut Plato ide bersifat objektif, ide tidak bergantung pada pemikiran tetapi pemikiran lah yang bergantung pada ide. Ide berada di luar pemikiran dan berdiri sendiri. Ide-ide ini kemudian saling berkaitan satu sama lain yang memungkinkan munculnya pemikiran.
Aristoteles adalah murid Plato yang justru mengkritik habis-habisan pemikiran Plato berkitan dengan ide-ide. Dengan menggunakan metode induktif, bertitik tolak dari fakta-fakta nyata atau emprris yang berbeda dengan gurunya Plato yang menggunakan metode deduktif dan merumuskan teorinya berdasarkan kekuaan imajinatif pikiran, atau wishful thinking (Suhelmi dalam Syam,2007:29). Aristoteles merujuk pada observasi dalam pemikirannya. Aristoteles lebih realistis dibandingkan dengan Plato. Aristoteles menekankan pada bukti-fakta, hal yang konkret atau nyata. Menurut Aristoteles ide lahir dari pengamatan yang dilakukan oleh manusia sendiri. Ide tentang bentuk kursi muncul ketika manusia melakukan pengamatan dan menyimpulkan seperti apa bentuk kursi itu. Realita menurut Aristoteles adalah apa yang tertangkap oleh indra dan inilah yang mewakili bentuk sebenarnya.Akal tidak mengandung ide bawaan, tetapi akal lah yang mengabstrasikan ide dalam benda yang ditangkap oleh panca indra. Aristoteles memulai dengan mengumpulkan fakta kemudian ditinjau dan dikaitkan satu sama lain. Aristoteles menggunakan cara berpikir logis. Cara berpikir ilmiah itu selaras dengan metode logia, sebab logika tidak lain dari berpikir secara teratur menurut urutan yang tepat atau berdasarkan hubungan sebab akibat (Hatta dalam Syam,2007:30). Aristoteles sependapat dengan Plato bahwa manusia memiliki akan bawaan, tetapi akal itu sifatnya kosong sampai manusia menemukan sesuatu. Setelah menemukan sesuatu dan melakukan observasi maka didapatkanlah ide. Menurut Aristoteles keberadaan akal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lain.
Dari penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa perbedaan utama antara pemikiran Plato dan Aristoteles terletak pada gagasan tentang ide. Plato beranggapan bahwa ide muncul terlebih dahulu. Sedangkan menurut Aristoteles panca indra lah yang kemudian menghasilkan ide. Plato beraliran idealis-empiris yang bersifat matematis. Sebaliknya Aristoteles bersifat realis dan menekankan pada kebenaran ilmiah. 

Pertanyaan :
1.      Mengapa plato dan aristoteles mampu mempengaruhi dunia dengan pemikirannya? Apa yang special dari pemikirannya?
2.      Apakah sengketa dalam pemerintahan kita sekarang bagaikan pemikiran antara Plato dan Aristoteles?
3.      Seberapa besarkah suatu pemikiran mampu mempengaruhi kehidupan dunia?
4.      Apakah hubungan antara  pemikiran dan dunia?

5.      Apakah hubungan antara dunia dan akhirat?