Plato dan Aristoteles
Filsafat
salah satunya mengacu pada bagaimana menginterpretasikan ide dan segala sesuatu
yang ada di sekitar kita. Dua tokoh besar dalam filsafat, yaitu Plato dan
Aristoteles memiliki gagasan tentang bagaimana dunia diinterpretasikan.
Aristoles sendiri merupakan murid Plato yang kemudian mengkritik pemikiran
gurunya sendiri. Pemikiran Aristoteles dikenal dengan Aristotlesianism,
yang merupakan pemberontakan dari pemikiran Plato (Platonism). Namun,
pemikiran keduanya berbeda karena masing-masing memiliki perspektif yang
berbeda tentang ide.
Plato
adalah seorang pemikir politik idealis-empiris yang mencetuskan pemikiran
tentang ide-ide. Plato bersifat antusias dan imajinatif dalam penyampaian
pemikirannya serta dikenal sebagai tokoh pemikir yang idealis. Menurut Plato
ide bersifat objektif, ide tidak bergantung pada pemikiran tetapi pemikiran lah
yang bergantung pada ide. Ide berada di luar pemikiran dan berdiri sendiri.
Ide-ide ini kemudian saling berkaitan satu sama lain yang memungkinkan
munculnya pemikiran.
Aristoteles
adalah murid Plato yang justru mengkritik habis-habisan pemikiran Plato
berkitan dengan ide-ide. Dengan menggunakan metode induktif, bertitik tolak
dari fakta-fakta nyata atau emprris yang berbeda dengan gurunya Plato yang
menggunakan metode deduktif dan merumuskan teorinya berdasarkan kekuaan
imajinatif pikiran, atau wishful thinking (Suhelmi dalam
Syam,2007:29). Aristoteles merujuk pada observasi dalam pemikirannya.
Aristoteles lebih realistis dibandingkan dengan Plato. Aristoteles menekankan
pada bukti-fakta, hal yang konkret atau nyata. Menurut Aristoteles ide lahir
dari pengamatan yang dilakukan oleh manusia sendiri. Ide tentang bentuk kursi
muncul ketika manusia melakukan pengamatan dan menyimpulkan seperti apa bentuk
kursi itu. Realita menurut Aristoteles adalah apa yang tertangkap oleh indra
dan inilah yang mewakili bentuk sebenarnya.Akal tidak mengandung ide bawaan,
tetapi akal lah yang mengabstrasikan ide dalam benda yang ditangkap oleh panca
indra. Aristoteles memulai dengan mengumpulkan fakta kemudian ditinjau dan
dikaitkan satu sama lain. Aristoteles menggunakan cara berpikir logis. Cara
berpikir ilmiah itu selaras dengan metode logia, sebab logika tidak lain dari
berpikir secara teratur menurut urutan yang tepat atau berdasarkan hubungan
sebab akibat (Hatta dalam Syam,2007:30). Aristoteles sependapat dengan Plato
bahwa manusia memiliki akan bawaan, tetapi akal itu sifatnya kosong sampai
manusia menemukan sesuatu. Setelah menemukan sesuatu dan melakukan observasi
maka didapatkanlah ide. Menurut Aristoteles keberadaan akal inilah yang
membedakan manusia dengan makhluk lain.
Dari
penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa perbedaan utama antara pemikiran
Plato dan Aristoteles terletak pada gagasan tentang ide. Plato beranggapan
bahwa ide muncul terlebih dahulu. Sedangkan menurut Aristoteles panca indra lah
yang kemudian menghasilkan ide. Plato beraliran idealis-empiris yang bersifat
matematis. Sebaliknya Aristoteles bersifat realis dan menekankan pada kebenaran
ilmiah.
Pertanyaan :
1.
Mengapa
plato dan aristoteles mampu mempengaruhi dunia dengan pemikirannya? Apa yang
special dari pemikirannya?
2.
Apakah
sengketa dalam pemerintahan kita sekarang bagaikan pemikiran antara Plato dan
Aristoteles?
3.
Seberapa
besarkah suatu pemikiran mampu mempengaruhi kehidupan dunia?
4.
Apakah
hubungan antara pemikiran dan dunia?
5.
Apakah
hubungan antara dunia dan akhirat?